Search
Close this search box.

Iman dan Tingkatannya

menyusuri-monumen-samudra-pasai-jejak-kerajaan-islam-pertama-di-indonesia

Inti dari agama yang dibawa oleh nabi Muhammad adalah Islam dan Iman. Kutipan dari kitab Ihya’ Ulumiddin, karangan Imam al-Ghazali, menyatakan bahwa penjelasan seputar Islam dan Iman adalah penjelasan yang cukup rumit. Sebagian ulama mengatakan, Iman itu sama dengan Islam. Sedang, sebagian yang lain mengatakan sebaliknya. Kemudian, jika memang antara Islam dan Iman itu berbeda, apakah keduanya memiliki hubungan atau tidak?

Terlepas dari perbedaan pendapat ulama di atas, penjelasan seputar Iman sebenarnya sangatlah sederhana. Imam Nawawi dalam kitab Kasyifatus Saja menuturkan,

وشرعا: التصديق بجميع ما جاء به النبي صلى الله عليه وسلم مما علم من الدين بالضرورة لا مطلقا

“Menurut istilah syara’, Iman berarti justifikasi hati terhadap segala sesuatu yang bersifat aksioma dalam agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad”

Tingkatan Iman

Kalau kita perjelas, Iman itu memiliki beberapa pembagian dan klasifikasi. Pembagian Iman dari tingkat paling bawah ialah Iman Taqlid, Iman Ilmi, Iman Ayyan, Iman Hak dan Iman Hakikat. Iman Taqlid ialah keimanan seseorang yang timbul dari orang alim tanpa adanya proses penggalian dalil. Tingkatan ini adalah tingkatan imannya orang awam.

Iman Ilmi adalah keimanan yang muncul setelah proses penggalian dalil. Tingkat ini biasanya terdapat pada kalangan santri. 

Iman Ayyan adalah keimanan yang timbul sebab senantiasa meneliti dengan pengawasan batin kepada Allah sampai tidak pernah hilang walau sekedip mata. Tingkatan ini memiliki nama lain yakni tingkatan Muroqabah atau Ainul Yaqin.

Iman Hak adalah keimanan yang muncul sebab melihat Allah SWT dengan hatinya. Dalam arti, ia dapat melihat eksistensi tuhannya di segala sesuatu. Ini adalah tingkatan Musyahadah atau biasa terdengar di telinga kita dengan sebutan Haqqul Yakin. Sehingga ketika sudah sampai tingkat ini, biasanya seseorang akan termahjub dengan segala sesuatu yang bersifat baru.

Adapun tingkat Iman tertinggi adalah Iman Hakikat. Di mana seseorang hanya melihat kepada Tuhan dan sangat overdosis saat mencintai Tuhan. Dalam hal ini, seakan-akan seseorang tenggelam di tengah samudra yang sangat dalam, hingga dia tidak bisa melihat tepian. Makam ini mempunyai sebutan makam Fana’.

Lima tingkatan di atas, secara proses, manusia pada umumnya hanya berada dua tingkat yakni Iman Taqlid dan Iman Ilmi. Sedang tingkatan selainnya adalah tingkatan yang ketentuannya bersumber dari Allah. Sebenarnya, ada tingkatan tertinggi Iman yang manusia biasa tidak mungkin sampai padanya yakni Hakikatul Hakikat. Ini hanya predikat iman yang ada pada diri rasul saja.

Catatan penting dari pemaparan pengertian dan tingkatan Iman di atas, ialah walaupun dalam keadaan kita sadar atau mati keberadaan Iman kita tetap ada sesuai tingkatan saat kita sadar. Hal ini diterangkan dalam kitab Tuhfatu al-Murid seperti halnya yang dijelaskan oleh Imam as-Syanwani.

Redaktur: Ibrahim
Penyunting: Moch. Vicky S. H.

Tulisan Lainnya

Iman dan Tingkatannya

menyusuri-monumen-samudra-pasai-jejak-kerajaan-islam-pertama-di-indonesia

Tulisan Lainnya