KAMPUS POJOK – Allah SWT memiliki banyak nikmat. Nikmat tersebut adalah hadiah yang akan tuhan berikan pada hambanya yang taat. Ada satu nikmat yang keagungannya melebihi nikmat-nikmat yang lain yaitu ru’yatullah (melihat Allah SWT), dan nikmat ini hanya terbatas pada hamba-Nya yang terpilih.
Telah kita ketahui bersama bahwa Allah merupakan dzat yang tidak dapat dibayangkan bentuk dan posturnya, tidak menetap dalam suatu tempat dan arah. Mungkinkah kita sebagai hamba melihat wujud Sang Khaliq secara nyata baik di dunia atau di akhirat?.
Sebenarnya masalah ini sudah menjadi perdebatan yang sengit di antara para pakar teologi islam sejak lama, dan kali ini saya akan menyajikan isi perdebatan tersebut sebagai berikut:
Melihat Allah SWT di Akhirat
Dalam kitab Qawaid al-Aqaid milik Imam Al-Ghazali, ada satu dalil yang menunjukkan sahnya melihat Sang Khaliq di akhirat adalah QS.Al-Qiyamah 22-23;
وُجُوه يَوْمئِذٍ ناضرة إِلَى رَبهَا ناظرة
Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri (22). Kepada Tuhannya lah mereka melihat (23).
Sayyid Muhammad Asy-Syathiri dalam Durus At-Tauhid-nya menjelaskan perbedaan pendapat tentang masalah ini.
Menurut Muktazilah, melihat Allah SWT merupakan perkara yang mustahil dan akal tidak dapat menerimanya. Mereka berkata: “Allah SWT merupakan dzat yang tidak butuh tempat, apabila kita dapat melihat Allah SWT niscaya kita akan berhadapan dengan-Nya, dan niscaya Ia berada dalam satu tempat dan itu mustahil”.
Sedangkan menurut Ahlusunnah wal Jamaah secara akal boleh terjadi. Ucapan Muktazilah tidak dibenarkan dan keniscayaan yang mereka buat tidak sah. Melihat adalah kemampuan yang tuhan beri kepada hamba-Nya. Untuk melihat Sang Khaliq tidak mengharuskan untuk berhadapan dengan-Nya. Melihat Allah SWT berbeda dengan melihat seperti biasanya yang mengharuskan berhadapan.
Kesimpulannya Muktazilah berpendapat ru’yatullah mustahil secara akal, sedangkan Ahlusunnah wal Jama’ah boleh secara akal. Dan masing-masing kubu memiliki dalil untuk menguatkan argumennya masing-masing.
Melihat Sang Khaliq Di Dunia
Berdasarkan riwayat Ibnu Abbas, hanya nabi Muhammad SAW yang dapat melihat Allah SWT di dunia dalam keadaan sadar, namun pendapat ini mendapat penolakan dari Sayyidah Aisyah.
Ulama’ sepakat bahwa selain nabi muhammad tidak memiliki kemungkinan untuk melihat Allah SWT di dunia dalam keadaan sadar, bahkan sebagian ulama’ menghukumi kafir orang yang mengira ada.
Adapun melihat dalam keadaan tidak sadar menurut sebagian ulama’ terjadi juga kepada nabi muhammad, nabi isa, nabi-nabi, dan para wali.
Redaktur: Samsul Arifin
Penyunting: M. Ihsan Khoironi
No Comment! Be the first one.