Search
Close this search box.

Kondisi Miris Perempuan Yahudi di Masa Haid

haid yahudi

KAMPUS POJOK – Sejarah perkembangan syariat agama Islam begitu dinamis. Mulai awal kemunculannya di negeri Arab, hingga kini merata di seluruh dunia, mendapat respon yang cukup positif. Perpaduan antara tradisi lama, dan baru, menjadi komponen penting syariat Islam untuk kemudian bisa diterima dengan baik oleh pemeluknya.

Tradisi lama itu kemudian mendapat sedikit modifikasi. Sejarah yang tercatat juga tidak lepas dari perubahan. Islam lebih menekankan prinsip yang memang sesuai dengan kehendak Tuhan, di samping mempertimbangkan kemaslahatan umat. Oleh karena itu, normal ketika tradisi lama yang kemudian mendapat modifikasi dari Islam tidak sedikit jumlahnya.

Mirisnya Wanita Yahudi

Misalnya, kita bisa mencontohkan perihal konteks syariat haid bagi perempuan. Di masa lalu, tepatnya masa keberadaan orang-orang Yahudi, kondisi miris terjadi pada perempuan haid. Kejadian ini pernah dibahas oleh Al-Quran sebagaimana di bawah ini,

وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَٱعْتَزِلُوا ٱلنِّسَآءَ فِى ٱلْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ ٱللَّهُ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid adalah suatu kotoran.” Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauh dari wanita di masa haid; janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila telah suci, maka campurilah mereka di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Ayat di atas turun lantaran ada sebagian sahabat yang pernah mendatangi Nabi seraya bertanya kepada beliau. Informasi ini dilansir dari sahabat Anas sebagaimana berikut,

Islam Merubahnya

Dari sahabat Anas, beliau pernah berkata,

“Dahulu, ketika perempuan Yahudi sedang mengalami haid, maka mereka dicampakkan. Suami-suami mereka tidak mau berduaan, makan, minum, bahkan berjimak dengan mereka. mereka benar-benar dikucilkan.”

Setelah itu, sahabat Anas bertanya kepada Nabi. Tentunya pertanyaan seputar sejarah miris yang pernah terjadi pada perempuan haid Yahudi.

Mendapat pertanyaan dari sahabat Anas, akhirnya ayat al-Baqarah di atas turun untuk menjadi jawabannya. Setelah itu, Nabi memerintah supaya tetap bersama istri ketika dia mengalami haid. Yang perlu diperhatikan hanyalah larangan untuk tidak berjimak. Selain jimak, boleh-boleh saja.

Jadi, dari cerita di atas, kita bisa mengetahui bahwa di zaman Nabi, sahabat sempat mengalami kebingungan. Melihat sejarah Yahudi seperti yang sudah dijelaskan, para sahabat dibuat dilema, apakah mereka boleh untuk berkumpul bersama istri-istri mereka di saat mereka sedang haid. 

Akhirnya, turunnya ayat al-Baqarah di atas menjadi jawaban atas dilema yang terjadi. Sejarah yang begitu miris diubah oleh Islam dengan begitu ciamik, sehingga memberikan kemaslahatan bagi semua pihak, terlebih perempuan haid. Inilah kemudian bentuk ketelitian Islam, ketika menetapkan syariat bagi para pemeluknya.

Pada akhirnya, Islam benar-benar datang sebagai agama yang membawa misi penuh kasih sayang. Wacana berupa Islam Rahmattan Lil Alamin, tidak hanya berhenti sebagai wacana semata, namun dibuktikan dengan beragam syariat konkret, salah satunya perihal perubahan sejarah perempuan haid. Begitulah Islam, agama yang kita yakini benar. 

Redaktur: Moch Vicky Shahrul Hermawan
Penyunting: M. Ihsan Khoironi

Tulisan Lainnya

Kondisi Miris Perempuan Yahudi di Masa Haid

haid yahudi

Tulisan Lainnya