Search
Close this search box.

Pernikahan Manusia Pertama

KAMPUS POJOK – Nikah merupakan bentuk dari sunnah Nabi Muhammad, juga menjadi bentuk halal bagi laki-laki untuk menyetubuhi perempuan.

Pernikahan pertama muncul pada Nabi Adam dan Siti Hawa. Dikisahkan ketika Nabi Adam turun dari mimbar terus beliau duduk diantara malaikat, Allah menidurkan beliau.

Pada saat tidur, Nabi Adam bermimpi melihat Siti Hawa, kemudian beliau terpesona dan jatuh cinta kepada Siti Hawa. Akhirnya, pada saat beliau tidur Allah menciptakan Siti Hawa dari tulang rusuk bagian kiri Adam dan Allah mempercantik Hawa melebihi 1000 bidadari. Siti Hawa mempunyai ikatan pada rambut dan tingginya sama dengan Adam. Allah memberi gelang dan perhiasan dari surga.  

Setelah terbangun dari tidurnya, beliau heran, melihat Siti Hawa berada disisinya. Dalam kitab Assab’iyat fi Mawaidz Al-Bariyat disebutkan: 

فناداها آدم من أنت ولمن أنت فقالت حواء: خلقني الله تعالى لأجلك فقال إئتني قالت بل أنت فقام أدم وهب إليها فمن ذلك الوقت جرت العادة بذهاب الرجل إلى المرأة فلما قرب منها وأراد أن يمد يده إليها سمع النداء يا أدم أمسك فإن صحبتك مع حواء لاتحل إلا بالصداقة والنكاح ثم أمر سبحان الله تعالى سكان الجنة بأن يزينوها ويزخرفوها ويحضروها موائد النثار وأطباقها ثم أمر ملائكة السموات بأن يجتمعوا تحت شجرة طوبى فاجتمعوا ثم أثنى الله بنفسه على نفسه وزوجها أدم فقال الله الحمد ثنائي والعظمة أزاري والكبرياء ردائي والخلق كلهم عبادي وأمائي أشهد ملائكة وسكان سمواتي زوجت حواء بآدم بديع فطرتي 

“Kemudian Adam bertanya: ‘Siapa engkau? Dan untuk siapa engkau?’

Maka Hawa menjawab: ‘Aku dijadikan untuk keperluanmu.’ 

Adam berkata: ‘Marilah datang kepadaku.’ 

Hawa berkata: ‘Tidak, kamulah yang kesini.’ 

Asal Usul Adat dalam Pernikahan

Lalu Adam berdiri menghampiri Hawa. Karena hal tersebut, jadi lah adat laki-laki menghampiri perempuan. Setelah Adam mendekat, dia hendak mengulurkan tangannya ke Hawa, beliau mendengarkan seruan: ‘Hai, Adam. Tahan dulu! Sesungguhnya pergaulanmu dengan Hawa itu belum halal kecuali dengan memberikan mahar dan melakukan akad nikah.’

Allah pun memerintah semua penduduk surga menghiasi Hawa dan menghidangkan berbagai makanan lengkap beserta tempatnya. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk kumpul di bawah pohon kayu Thuba. Setelah berkumpul, Allah bertasbih dengan memuji diri-Nya sendiri dan menikahkan Adam. 

Maka Allah berfirman: ‘Alhamdu itu lah puji-Ku, kebesaran itulah kain-Ku, kesombongan itulah selendang-Ku, dan makhluk semua adalah hamba-Ku. Saksikanlah wahai para malaikat dan penduduk langit-Ku, Aku telah kawinkan Hawa dengan Adam buatanku yang baru.’”   

Sedangkan dalam kitab Bada’i Az-Zuhur menjelaskan, bahwa Allah pun berkata kepada Nabi Adam: ”Jangan engkau berbuat apa-apa sampai membayar mahar.” 

Nabi Adam bertanya: “Apa maharnya?”

Allah menjawab: “Jangan engkau memakan buah gandum dan itulah maharnya.” 

Lalu Adam bertanya lagi: “Apa maharnya?” 

Allah menjawab: “Bacalah shalawat kepada kekasih-Ku yakni Muhammad.”

Lalu, Adam bertanya: ”Siapa Muhammad itu?” 

Allah menjawab: “Dia adalah cucumu dan dia menjadi penutup para Nabi.”

Menurut Abu Bakar As-Syatha mengatakan: “Maharnya membaca shalawat kepada Nabi sebanyak seratus kali dalam satu nafas. Namun, saat membaca, nafasnya terhenti pada hitungan 70. Kemudian Allah berfirman: “Ya tidak apa-apa, 70 itu untuk pembayaran awal dan sisanya nanti.” 

Terjadilah pernikahan itu yang bertepatan di hari Jumat setelah tergelincirnya matahari. Karena ini, disunnahkan menikah di hari Jumat.

Referensi:

Bada’i Az-Zuhur

I’anah Ath-Thalibin

Assab’iyat fi Mawaidz Al-Bariyat

Redaktur: Iqbal Fauzi
Penyunting: M. Ihsan Khoironi

Tulisan Lainnya

Pernikahan Manusia Pertama

Tulisan Lainnya