Search
Close this search box.

Mutawatir dan Ahad: Pembagian Hadis Dari Aspek Kuantitas Sanad

KAMPUS POJOK – Sudah jamak diketahui bahwa hadis merupakan salah satu sumber pengambilan hukum dalam agama Islam.  Menurut ulama mustolahul hadis (ilmu yang mempelajari status hadis), hadis memiliki makna segala sesuatu yang berasal dari Nabi. Baik berupa pekerjaan, ucapan, ketetapan atau pun sifat.

الحديث: لغةً: الجديد ويجمع على أحاديث على خلاف القياس. اصطلاحا: ما أضيف إلى النبي صلى الله عليه وسلم من قول أو فعل أو تقرير أو صفة

Artinya: “Hadis secara bahasa adalah baru. Dan lafaz hadis jika dijamakkan menjadi ahadits, dan hal ini tidak sesuai dengan kaidahnya. Sedangkan menurut istilah, hadis adalah segala sesuatu yang berasal dari Nabi baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan atau sifat.

Dalam ilmu Mustolahul Hadis, hadis dibagi menjadi dua jika kita tinjau dari sampainya hadis kepada kita. Pertama hadis Mutawatir, dan yang kedua hadis Ahad.

Hadis Mutawatir

Dalam kitab Taisir Mustolahil Hadis, Doktor Mahmud Tahhan menjelaskan mengenai definisi hadis Mutawatir. Secara bahasa Mutawatir adalah isim fail yang berasal dari lafaz التَّوَاتُرُ. Dan secara istilah, Mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh orang banyak yang mana secara kultur, mereka tidak mungkin bersepakat atas kebohongan. Masih belum paham? Mari kita simak keterangan tambahan beliau!

أَنَّ المُتَوَاتِرَ هُوَ الحَدِيْثُ أَوِ الْخَبَرُ الَّذِيْ يُرْوِيْهِ فِيْ كُلِّ طَبَقَةٍ مِنْ طَبَقَاتِ سَنَدِهِ رُوَاةٌ كَثِيْرُوْنَ يَحْكُمُ العَقْلُ عَادَةً بِاسْتِحَالَةِ أَنْ يَكُوْنَ أُوْلَئِكَ الرُوَاةُ قَدْ اِتَّفَقُوْا عَلَى اِخْتِلَاقِ هَذَا الخَبَرِ.

Artinya: “Hadis Mutawatir adalah hadis atau khobar yang diriwayatkan oleh banyak orang dalam setiap generasi periwayatan. Dan secara rasional, semua periwayat ini tidak mungkin berbohong atau membuat-buat hadis yang mereka riwayatkan” [Taisir Mustolahil Hadis, cetakan Maktabah Al-Ma’arif Li An-Nasyri Wa At-Tawzyi’ halaman 23-24]

Lalu, seberapa banyak batasan orang yang meriwayatkan dalam setiap generasi agar bisa disebut hadis Mutawatir?

Terjadi perbedaan pendapat dalam permasalahan ini. Ada yang mengatakan 300 perawi dalam setiap generasi, ada yang mengatakan 70, ada yang mengatakan 40 dan ada yang mengatakan 10. Dan pendapat 10 periwayat inilah yang dipilih oleh Imam As-Suyuti.

Hadis Ahad

Jika menurut satu pendapat hadis Mutawatir harus diriwayatkan oleh 10 orang, maka jika tidak sampai bilangan tersebut status hadis menjadi hadis Ahad. Namun, hadis Ahad masih memiliki pembagian yang lebih rinci. Kurang lebih sebagai berikut:

  1. Hadis Masyhur

Hadis Masyhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh tiga sampai sembilan orang dalam setiap generasinya. Definisi ini berlaku jika kita menggunakan batasan hadis Mutawatir berupa 10 orang. Jika kita menggunakan yang 40 orang, maka hadis Masyhur diriwayatkan oleh 3 sampai 29 orang.

مَا رَوَاهُ ثَلَاثَةٌ فَأَكْثَرَ فِيْ كُلِ طَبَقَةٍ مَا لَمْ يَبْلُغْ حَدَّ التَّوَاتُرِ

Artinya: “Hadis Masyhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh banyak orang selagi bilangan tersebut tidak mencapai batasan hadis Mutawatir

  1. Hadis Aziz

Masih dalam kitab yang sama, hadis Aziz secara istilah adalah hadis yang setidaknya diriwayatkan oleh dua orang dalam setiap generasinya. Doktor Mahmud Tahhan memberikan keterangan tambahan:

شرح التعريف: يعني ألا يوجد في طبقة من طبقات السند أقل من اثنين أما إن وجد في بعض طبقات السند ثلاثة فأكثر فلا يضر بشرط أن تبقى ولو طبقة واحدة فيها اثنان لأن العبرة لأقل طبقة من طبقات السند.

Artinya: “Hadis Aziz adalah hadis yang mana periwayatannya tidak kurang dari dua orang dalam satu generasi dari sekian banyak generasi periwayatan. Adapun ketika ditemui dalam sebagian generasi periwayatnya mencapai tiga orang atau lebih, maka tidak masalah. Dengan syarat adanya satu saja generasi yang diriwayatkan dua orang. Karena yang menjadi pertimbangan adalah jumlah tersedikit dalam satu generasi dari sekian banyak generasi.

  1. Hadis Ghorib

Jika hadis Aziz minimal ada dua orang periwayat, maka hadis Ghorib adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh satu orang saja. Doktor Mahmud Tahhan menjabarkan mengenai pengertian hadis ini.

هُوَ الْحَدِيْثُ الَّذِيْ يَسْتَقِلُّ بِرِوَايَتِهِ شَخْصٌ وَاحِدٌ إِمَّا فِيْ كُلِّ طَبَقَةٍ مِنْ طَبَقَاتِ السَّنَدِ أَوْ فِيْ بَعْضِ طَبَقَاتِ السَّنَدِ وَلَوْ فِيْ طَبَقَةٍ وَاحِدَةٍ وَلَا تَضُرُّ الزِّيَادَةُ عَلَى وَاحِدٍ فِيْ بَاقِيْ طَبَقَاتِ السَّنَدِ لِأَنَّ الْعِبْرَةَ لِلْأَقَلِّ

Artinya: “Hadis Ghorib adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu orang saja. Baik dalam seluruh, sebagian atau satu generasi periwayatan. Dan tidak masalah jika yang melebihi dari satu periwayat di generasi yang lain. Karena  hadis Ghorib ditinjau dari paling sedikitnya periwayat.

Sebenarnya, keterangan di atas masih merupakan keterangan yang global. Masih banyak syarat, macam dan contoh yang masih belum dijelaskan. Mungkin kita bisa mengupasnya lebih dalam dan fokus lagi di pertemuan yang mendatang. 

Sekian dari saya, semoga bermanfaat!

Redaktur: M. Naufal Nadjib S. H.
Penyunting: M. Ihsan Khoironi

Tulisan Lainnya

Mutawatir dan Ahad: Pembagian Hadis Dari Aspek Kuantitas Sanad

Tulisan Lainnya