Search
Close this search box.

Imam Malik (179 H/795 M)

imam malik

KAMPUS POJOK – Salah seorang ulama yang memiliki jasa besar dalam perkembangan dan pembukuan hadis adalah  imam besar umat Islam yang berasal dari kota Madinah, ia adalah imam Malik bin Anas.

Beliau adalah orang pertama yang membukukan hadis dalam kitabnya Al-Muwatta. Mari sejenak mengenal seorang imam yang mulia ini.

Nasab Dan Masa Pertumbuhannya

Beliau adalah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin AL-Harits bin Ghuyman bin Khutsail bin Amr bin Harits. Ibunya adalah Aliyah bin Syarik al-Azdiyah. Keluarganya berasal dari  Yaman, lalu pada masa Umar bin Khattab, sang kakek pindah ke Madinah dan menimba ilmu dengan para sahabat Nabi SAW sehingga menjadi salah seorang pembesar tabi’in. 

Imam Malik lahir di kota Madinah 79 tahun setelah wafatnya Nabi kita Muhammad SAW, tepatnya pada tahun 93 H. Tahun kelahirannya bersamaan dengan tahun wafatnya salah seorang sahabat Nabi yang paling panjang umurnya, Anas bin Malik Ra. 

Malik kecil tumbuh di lingkungan yang religius, kedua orang tuanya adalah murid dari sahabat-sahabat yang mulia. Pamannya adalah Nafi’, seorang periwayat hadis terpercaya, yang meriwayatkan hadis dari Aisyah, Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, dan sahabat-sahabat besar lainnya, Ra. Dengan lingkungan keluarga yang seperti ini, Imam Malik kecil dibesarkan.

Perjalanan Menuntut Ilmu dan Menjadi Ulama Madinah

Ibu Imam Malik adalah orang paling berperan dalam memotivasi dan membimbingnya untuk memperoleh ilmu. Tidak hanya dalam memilihkan guru-guru yang terbaik, sang ibu juga mengajarkan anaknya adab dalam belajar.

Ibunya selalu memakaikannya imamah anaknya saat hendak pergi belajar. Ibunya mengatakan, “Pergilah kepada Rabi’ah, contohlah akhlaknya sebelum engkau mengambil ilmu darinya”.

Imam Malik belajar dari banyak guru, dan ia memilih guru-guru terbaik di zamannya agar banyak memperoleh manfaat dari mereka.

Di antara pesan dari gurunya yang selalu beliau ingat adalah untuk tidak segan mengatakan “Saya tidak tahu” apabila benar-benar tidak mengetahui suatu masalah. Salah seorang guru beliau yang bernama Ibnu Harmaz berpesan, “Seorang yang berilmu harus mewarisi kepada murid-muridnya perkataan ‘aku tidak tahu’.

Setelah mempelajari ilmu-ilmu syariat secara komprehensif, beliau mulai terkenal sebagai seorang yang paling berilmu di kota Madinah. Beliau menyampaikan pelajaran di masjid Nabawi, di tengah-tengah penuntut ilmu yang datang dari penjuru negeri.

Menurut Imam Malik, aktivitas penduduk Madinah di masanya tidak jauh berbeda dengan aktivitas masyarakat Madinah di zaman Rasulullah SAW. Jadi kesimpulan beliau, apabila penduduk Madinah melakukan suatu amalan yang tidak bertentangan dengan Al-Quran  dan sunnah, maka perbuatan tersebut dapat dijadikan sumber rujukan atau sumber hukum.

Inilah yang membedakan Imam Malik dengan Imam 3 mazhab lainnya.

Wafatnya  

Imam Malik wafat di kota Madinah pada tahun 179 H/795 M dengan usia 85 tahun. Dan beliau dikebumikan di Baqi’. Semoga Allah SWT. merahmati Imam Malik dan menempatkannya di surganya yang penuh dengan kenikmatan. Demikian . Allahua’lam.

Redaktur: Jais Kholik
Penyunting: M. Ihsan Khoironi

Tulisan Lainnya

Imam Malik (179 H/795 M)

imam malik

Tulisan Lainnya