Search
Close this search box.

Menerjunkan Mahasantri ke Masyarakat

Setelah kembalinya Ustad Misbahudin Kholili dari Mesir, Ma’had Aly An-Nur II  memberangkatkan para mahasantri semester delapan untuk melaksanakan MDT (Misi Dakwah Tullabiyah) pada hari Kamis, 21 Maret 2024 yang digelar di masjid An-Nur II.

MDT adalah misi yang diberikan pada para  Mahasantri Ma’had Aly An-Nur II sebagai salah satu tugas akhir. Mereka ditugaskan di berbagai desa yang terpencil khususnya di kabupaten Malang untuk berdakwah dan mengisi kegiatan-kegiatan di daerah tersebut. MDT kali ini dilaksanakan kurang lebih selama dua minggu, yang bertempat di kecamatan Kesambon dan kecamatan Kalipare.

Acara pemberangkatan dimulai pada pukul 08.45 WIB dan dihadiri oleh KH. Fathul bari, Agus Helmi Nawali, dan segenap dosen-dosen dan mahasantri Ma’had Aly. Acara dimulai oleh MC dengan bacaan surat al-Fatihah dan pembacaan runtutan acara.

Sambutan pertama disampaikan oleh Agus Helmi Nawali, S.S., M. Ag. Beliau menyampaikan beberapa pesan. Salah satu pesan yang beliau sampaikan ialah peserta MDT diharuskan untuk menjaga nama baik pondok pesantren.

Pun beliau mewajibkan untuk menjaga perilaku, seperti bangun pagi dan berperilaku sopan pada masyarakat. Beliau memberikan contoh, ada santri yang tinggal di kamar samping masjid, tapi bangun pada jam enam. Perilaku seperti ini berpotensi menjelekkan pondok pesantren karena si santri bangun telat dan meninggalkan shalat subuh. Apalagi tidurnya di samping masjid.

Sambutan yang kedua diisi oleh KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag. Beliau mengucapkan selamat dan sukses atas terpilihnya peserta MDT. Beliau berpesan agar para santri memakai pakaian yang pantas. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan MDT ini sebagai sarana dakwah dan promosi agar masyarakat tertarik memondokkan anaknya.

Sambutan ketiga diisi oleh ustad. Kholili. Beliau membacakan hadits:

 يسِّرا ولا تعسِّرا، وبشِّرا ولا تنفِّرا، وتطاوعا ولا تختلفا  

“Mudahkanlah, jangan persulit. Berikan kabar gembira, jangan membuat orang lari. Saling patuhlah, dan janganlah berselisih.” 

Beliau berpesan agar hadis tersebut diterapkan ketika terjun ke masyarakat. Oleh karenanya, santri yang bertugas harus mempermudah urusan masyarakat, tidak menjadikannya susah. Juga harus memberikan solusi di tiap problematika di masyarakat yang berhubungan dengan syariat, tidak langsung mengharamkannya.

Acara selanjutnya pembacaan doa yang dipimpin oleh KH Fathul Bari, dan acara ditutup dengan mushafahah dan foto bersama.

Redaktur: Ilham Zainul

Penyunting: M. Ihsan Khoironi

Tulisan Lainnya

Menerjunkan Mahasantri ke Masyarakat

Tulisan Lainnya