Search
Close this search box.

Mendidik Anak Ala Imam Ghazali

Merupakan sebuah harapan besar bagi para orang tua agar anaknya menjadi sosok atau pribadi yang baik, entah terhadap dirinya sendiri, orang tua ataupun lingkungan. seperti; mengamalkan ilmu yang diperoleh setelah lulus, selalu mendoakan orang tua dan menghargai orang lain.

Karena hakikat seorang anak ialah sebuah amanat atau titipan Allah SWT bagi orang tua, sesuai Q.S. At-Tahrim ayat 6 “يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا” oleh karena itu orang tua mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan anak. Karena menurut hasil penelitian 30% kesuksesan anak itu berasal dari mereka sendiri, sedangkan 70% itu berasal dari orang tua berupa doa, materi, pengorbanan, kasih sayang dan lain-lain.

Namun, faktor terbesar untuk menentukan kesuksesan anak ialah cara orang tua dalam mendidik anak. Oleh karena itu, alangkah baiknya bagi orang tua untuk mengetahui cara-cara mendidik anak yang baik, agar harapan orang tua untuk menjadikan anaknya sebagai pribadi yang baik dan berbudi pekerti luhur bisa tercapai.

Menimbang cara mendidik anak itu sangat banyak dan beraneka ragam, dan pastinya tiap orang tua memiliki ciri khas tersendiri dalam mendidik anaknya. Oleh karena itu, bagi yang masih bingung dalam menangani sang buah hati, inilah terobosan terbaik berupa metode atau cara mendidik anak yang baik menurut imam Al-Ghazali.

Pertama ialah menjauhkan anak dari lingkungan yang buruk, baik lingkungan sosial, keluarga ataupun pendidikan (sekolah). Karena lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku dan pola pikir anak, seperti banyaknya anak yang tidak mempunyai moral dan tidak patuh terhadap peraturan, karena disebabkan oleh lingkungan mereka.

Di buktikan dengan kejadian yang sering kali kita lihat ataupun kita dengar, seperti; banyaknya anak kecil (SD) sudah merokok, karena mereka hidup di lingkungan para perokok berat. Serta tidak sedikitnya remaja yang sudah memakai obat-obatan terlarang (narkoba), karena mereka mengikuti teman sebaya mereka. Dan juga banyaknya anak kecil yang sudah bersepeda motor karena mereka telah di ajari oleh teman yang lebih dewasa, dan masih banyak yang lainya.

Kedua ialah mengajari anak untuk tidak gila harta atau yang sering kita dengar dengan kata kedunyan, yang dalam Bahasa ilmiah lebih kita kenal dengan money oriented. Dilansir Mahadalyannur2 dari Bershalawat.com dari lexico.com, pengertian money oriented ialah segala sesuatu yang berfokus pada uang dan harta benda. Money oriented sendiri dapat memberi pengaruh buruk pada pola pikir anak serta perilakunya, sebab ia akan fokus untuk terus mendapatkan uang. Sehingga membuat mereka terus bekerja secara terus menerus, dengan tujuan mendapatkan uang sebanyak mungkin.

Adapun dampak negatif yang timbul sebab kita gila harta atau money oriented begitu banyak, di antaranya ialah dapat menjadikan kita sebagai pelaku kriminal. Dibuktikan dengan banyaknya berita yang sering kali kita dengar bahwa adanya pembunuhan yang disebabkan oleh warisan misalnya. Serta tidak sedikit pula kita menyaksikan atau bahkan mengalami perpecahan keluarga yang di sebabkan oleh harta seperti berebut warisan, berkompetisi dalam karir dan lain sebagainya.

Dan yang terakhir ialah menghargai anak, dalam artian tidak memarahi anak di tempat umum serta tidak menceritakan keburukan anak ke orang lain, serta bangga terhadap anaknya atau tidak membanding-bandingkan dengan yang lain. Selalu mengapresiasi terhadap kegiatan positif yang telah dilakukan oleh sang anak. Karena dampak buruk yang ditimbulkan oleh orang tua yang tidak menghargai anaknya sangatlah banyak, seperti; banyaknya anak yang tidak percaya terhadap kemampuannya sendiri di sebabkan orang tua yang bercerita tentang kepribadiannya yang buruk.

Dan ketika orang tua tidak menghargai anaknya, maka anak pun akan merasa sakit hati. Hal ini dilatar belakangi dengan adanya sifat dasar manusia yang selalu ingin dihargai. Dan ketika anak sakit hati terhadap orang tua, maka ia akan malas berkomunikasi dengan orang tua, yang akan berujung pada pemberontakan-pemberontakan terhadap orang tua. Sehingga akan berakibat fatal pada kesuksesan sang anak, dikarenakan tidak akan ada anak yang sukses tanpa restu orang tua.

Disarikan dari Ihya’ ulumuddin dan Bershalawat.com

Redaktur: M. Rikza
Penyunting: M. Ihsan Khoironi

Tulisan Lainnya

Mendidik Anak Ala Imam Ghazali

Tulisan Lainnya