Search
Close this search box.

Jangan Takut Berharap

harapanmahadalyannur2

Sudah hal yang maklum bahwa setiap manusia pasti mempunyai sebuah keinginan, atau yang bisa kita sebut dengan harapan. Karena keduanya merupakan hal yang saling berkaitan, meninjau pengertian keinginan sendiri yang berarti sebuah hasrat untuk menggapai suatu hal.

Harapan manusia pasti berbeda-beda; ada orang yang berharap hidupnya tentram. Dalam artian segala kebutuhannya terpenuhi, ada juga yang berharap hasil panennya melimpah, berharap menjadi anak yang berbakti. Dan untuk mewujudkan harapan tersebut, kita perlu mengetahui apa sebenarnya hakikat sebuah harapan, serta cara untuk mewujudkan harapan tersebut.

Perlu kita tahu terlebih dahulu, saat kita berharap seperti halnya di atas, bahwa harapan itu memiliki beberapa syarat serta ketentuan yang terdiri dari dua unsur, yaitu; sesuatu yang kita harapkan, baik hal tersebut berupa status maupun benda, dan juga sang pemberi atau yang lebih kita kenal dengan Allah SWT, ketika bersangkutan dengan hal yang bersifat religi. Ketika kita berharap mendapat restu dari orang tua, dapat kita pahami bahwa restu sebagai sesuatu yang kita harapkan, sedangkan orang tua sebagai pemberi restu. 

Adapun syarat dari harapan adalah sesuatu yang kita harapkan harus berupa objek yang kita gemari, bukan berupa suatu hal yang mustahil, serta mempunyai proses dalam artian adanya sebab atau faktor untuk memperolehnya.

Harapan Versi Ulama’ Tasawwuf

Sesuai dengan pengertian yang dipaparkan oleh imam Al-Ghazali, bahwa harapan ialah rasa senang untuk menanti suatu hal yang kita sukai. Sedangkan menurut imam Ibnu Atho’illah, harapan ialah sebuah keinginan yang bisa terealisasi dengan adanya upaya untuk mewujudkan. Maka ketika terdapat keinginan atau harapan, namun tidak ada usaha untuk memperoleh keinginan tersebut, maka hasilnya hanyalah sebuah kebohongan (dusta).

Dan tidak dapat kita pahami, bahwa harapan hanyalah rasa senang untuk menunggu hal yang kita sukai tanpa adanya usaha untuk memperolehnya. Begitu juga ketika harapan kita itu berupa hal yang mustahil, maka yang ada tak lain hanyalah angan atau hanya khayalan belaka.

Adapun cara agar harapan kita dapat menjadi nyata ialah dengan selalu berusaha dan pantang menyerah untuk mewujudkan harapan tersebut. Serta selalu berprasangka baik kepada Allah. Sesuai hadits yang berbunyi “أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ”, yang berarti bahwa Allah itu sesuai dengan prasangka hambanya. Dan ketika kita berprasangka baik kepada Allah, bahwa Allah akan memberikan hal yang kita harapkan, maka sesungguhnya Ia akan memberikannya.

Dari penjelasan di atas dapat kita pahami, bahwa ketika kita mempunyai harapan, kita tidak akan mendapatkan kerugian sama sekali, karena seandainya harapan kita tidak tercapai, kita tetap mendapatkan keuntungan. Yakni, menjadi pribadi yang lebih baik, dalam artian kita sudah menambah pengetahuan bahkan memperoleh pengalaman baru atas usaha yang kita lakukan dalam upaya memperoleh sesuatu yang kita harapkan.  

Disarikan dari kitab Al-hikam karya Ibnu Atha’illah As-sakandari dan ihya ulumuddin

Redaktur: M. Rikza
Penyunting: M. Ihsan Khoironi

Tulisan Lainnya

Jangan Takut Berharap

harapanmahadalyannur2

Tulisan Lainnya