Search
Close this search box.

Dua Sosok Intelektual dan Kitab Tafsirnya

Mengenal Profil Imam Suyuthi

Imam Jalaluddin As-Suyuthi, sosok ulama di bawah naungan denominasi Imam Syafii,
mungkin sudah biasa kita dengar namanya. Dia adalah pengarang kitab Tafsir yang terkenal
hingga hari ini. Bersama Kiai-nya, Imam Jalaluddin al-Mahalli, As-Suyuthi mencoba
memberikan model penafsiran yang simpel, tidak jelimet dan mudah dipahami. Kitab tafsir
tersebut biasa kita kenal dengan sebutan kitab Tafsir Jalalain (kitab tafsir yang dikarang oleh dua
sosok yang agung di kancah intelektual ke-Islam-an).
Nama lengkap Imam Suyuthi adalah Abdur Rahman bin Kamal Abi Bakr bin Muhammad
bin Sabiq ad-Din bin al-Fakr Utsman bin Nadhir ad-Din Muhammad bin Saifuddin Khadrt bin
Najmuddin Abi Shalah Ayyub bin Nashir ad-Din Muhammad bin Syaikh Himamuddin al-
Humam al-Khudari as-Suyuthi. Dia adalah ulama kelahiran tahun 849 H, tepatnya permulaan
bulan Rajab, malam minggu setelah magrib. Sekitar hari ketujuh dari kelahirannya, bapak
tercintanya memberikan nama Abdur Rahman (Hamba Tuhan yang Maha Welas). Harapan besar
terdapat dalam pundak As-Suyuthi.
Kalau anda baca sejarah singkat mengenai Imam Suyuthi, dikisahkan bahwa di masa
kecil, Dia hidup dalam keadaan yatim. Namun, kondisi tersebut tidak menyempitkan semangat
dan cita-cita besarnya dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Bukti nyatanya, di umur yang
masih belia, tepatnya di umur kedelapan, As-Suyuthi sudah menghapalkan kitab suci al-Quran.
Sebuah prestasi membanggakan dari anak kecil yang memiliki gairah tinggi dalam mempelajari
kajian-kajian intelektual.
Seiring dengan pertumbuhan umur, As-Suyuthi banyak belajar ke ulama-ulama terkenal
di masa itu. Setidaknya ada sekitar enam ratus ulama salaf pernah membimbingnya dalam
menempuh rihlah ilmiah selama hidup yang Dia jalani. Tidak hanya itu, salah satu usaha yang
Dia lakukan untuk menghargai para guru-guru yang sudah berjasa adalah dengan mengarang
karya bertajuk ensiklopedia. Karya ini berisi nama-nama guru yang pernah membimbing As-
Suyuthi serta beberapa catatan penting yang pernah Dia dengar dari mereka.
Mengenai rihlah ilmiah yang pernah Dia lakukan, setidaknya ada beberapa negara yang
pernah dikunjungi. Syam, Hijaz, India dan Magrib adalah beberapa kota metropolis ilmiah yang

pernah merasakan pijakan kaki As-Suyuthi. Tak khayal, ketika As-Suyuthi terkenal dengan
sosok ulama yang menguasai banyak fan ilmu. Tercatat, kajian Tafsir, Hadis, Fikih, Nahwu,
Maani, Bayan dan Badhi’ adalah beberapa fan yang beliau kuasai. Asbah wa Nadhair adalah
salah satu karya di bidang Fikih yang hingga kini masih dipelajari oleh pelajar muslim sedunia.


Mengenal Profil Imam Mahalli

Imam Mahalli, sosok Kiai yang paling berpengaruh terhadap perkembangan intelektual
Imam Suyuthi, adalah sosok ulama yang juga terkenal di dalam kancah intelektual Islam. Dia
memiliki nama lengkap Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad bin
Hasyim al-Mahalli al-Mishri. Dari kata terakhir tersebut, kita bisa memahami bahwa al-Mahalli
adalah sosok ulama berkebangsaan Mesir.
Dengan gelar Jalaluddin, mandat yang mulia berada di pundak al-Mahalli. Sosok yang
memiliki keagungan dalam masalah agama Islam adalah maksud dari julukan yang disematkan
oleh masyarakat sekitar kepadanya. Sedang kata al-Mahalli, adalah penisbatan kepada nama
suatu daerah yang menjadi tempat kelahirannya. Tempat tersebut bernama Mahalla al-Kubra,
sebuah daerah yang dekat dengan sungai Nil. Al-Mahalli adalah ulama kelahiran tahun 791 H
atau 1388 M.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, sosok Mahalli dikenal memiliki kecerdasan dan
kemampuan di atas rata-rata. Setidaknya ada beberapa cabang ilmu pengetahuan yang Dia
kuasai. Sehingga Al-Mahalli memiliki sebutan sebagai berikut. Dikenal sebagai seorang faqih
(ahli dalam bidang hukum Islam), ahli kalam (teologi), ahli usul fiqih, ahli nahwu (gramatika),
dan menguasai mantik (ilmu logika). Hampir sama dengan muridnya, Imam Suyuthi, Imam
Mahalli sangat disegani oleh banyak umat di masanya.
Mengenai sosok guru yang berpengaruh dalam perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan yang Dia miliki, setidaknya ada dua guru yang akan disebutkan dalam tulisan ini.
Mereka adalah Al-Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhazmad bin Abdu ad-Da’im An-Nuaimi
al-Asqalani Al-Barmawi Al-Qahiri Asy-Syafi`i. Yang lebih dikenal dengan Syamsu al-Barmawi
(763 – 831 H ). Guru dalam ilmu fiqih, ushul fiqih dan bahasa Arab, beliau tinggal di Madrasah
Al-Baibarsiyyah. Dan kedua adalah Al-Imam Al-Faqih Burhanuddin Abu Ishaq Ibrahim bin

Ahmad Al-Baijuri. Lebih dikenal dengan Burhan Al-Baijuri (825 – 750 H ) guru dalam ilmu
fiqih.


Tafsir, Buah Pemikiran Dua Sosok Agung

Tafsir adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan agama Islam, yang hingga kini masih
sering dipelajari oleh umat Islam sedunia. Kajian yang terdapat di dalam tafsir tidak terbatas
membahas satu sudut pandang saja dalam memahami al-Quran. Dan metode yang digunakan
oleh ulama dalam menafsiri al-Quran juga sangat beragam. Hal ini adalah salah satu bukti bahwa
kitab suci umat Islam ini akan senantiasa eksis, berkembang dan dipelajari hingga hari kiamat.
Salah satu kitab tafsir yang sampai hari ini masih dipelajari dan menjadi pilihan di
sebagian lembaga kajian agama Islam adalah Tafsir al-Jalalain karya Imam Jalaluddin al-Mahalli
dan Imam Jalaluddin al-Suyuthi. Kitab berukuran kecil yang sangat cocok dipelajari bagi orang
awam dan pelajar pemula dalam mengkaji ilmu pengetahun langsung dari al-Quran. Dengan
bahasa yang tidak terlalu jelimet dan memang sangat simpel, kedua ulama ini hendak mengajak
para pembaca untuk memahami al-Quran secara global.
Kalau kita belajar mengenai ilmu al-Quran, maka kita akan menemukan bahwa salah satu
metode yang digunakan oleh para ulama dalam menafsiri al-Quran adalah dengan metode Tafsir
Bi-Ray’i. Ini adalah metode tafsir menggunakan nalar ijtihad yang dimiliki oleh para ulama.
Nah, kitab tafsir Jalalain adalah salah satu dari sekian kitab yang menggunakan metode nalar
ijtihad. Jadi, kalau kita lihat di dalam kitab tafsir Jalalain, akan sangat jarang kita menemukan
riwayat-riwayat yang diselipkan di dalam menafsiri ayat al-Quran.
Dalam proses penulisanya, Imam Mahalli menulis mulai surah al-Kahfi hingga an-Nas.
Dan selebihnya disempurnakan oleh Imam Suyuthi. Sebuah perpaduan yang indah dalam
intelektual Islam. Membuahkan suatu mega karya yang hingga kini masih dimanfaatkan oleh
semua umat Islam. semoga kita bisa mendapat berkah dari kedua Imam Agung ini, dengan
mempelajari kitab tafsir Jalalain. Sekian! Terimakasih!

Sumber:
1) Muqadimah Asbah Wa Nadhair
2) Al-Quran Kita (Studi Ilmu, Sejarah dan Tafsir Kalamullah)

Penulis: Moch Vicky Shahrul Hermawan
Penyunting: Syachrizal Nur R. S

Tulisan Lainnya

Dua Sosok Intelektual dan Kitab Tafsirnya

Tulisan Lainnya