Search
Close this search box.

Bersakit-Sakit Dahulu Bersenang-Senang Kemudian, Benarkah?

234234234

KAMPUS POJOK – Ungkapan “usaha tidak akan mengkhianati hasil” tentu sudah tidak asing lagi di pendengaran kita. Memang benar, kunci keberhasilan seseorang adalah seberapa besar usahanya. Keinginan memiliki banyak harta,pastinya tidak dapat diraih hanya dengan bermalas-malasan dan berkhayal.

Sudah banyak sekali bukti nyata terkait hal ini, salah satunya adalah pemain bola terkenal di dunia, siapa lagi kalau bukan Cristiano Ronaldo. Di awal kali dia menggeluti dunia sepak bola, keinginan pertamanya adalah hanya ingin memiliki sepatu bola. Tapi apa yang kita lihat sekarang, bukan hanya memiliki sepatu bola, Ronaldo juga mempunyai rumah mewah, mobil sport, serta barang-barang mahal lainnya. Bahkan karena karirnya yang terus berkembang, salah satu perusahaan alat olahraga terbesar di dunia, Nike, menjalin kontrak kerjasama dengan Ronaldo dengan jangka waktu seumur hidup.

Hal itu tentunya tidak bisa Ronaldo dapatkan dengan cara rebahan dan santai-santai. Semuanya pasti melewati proses perjuangan yang tidak mudah. Selalu konsisten menjaga kesehatan dengan olahraga dan menjaga pola makan, serta latihan setiap hari yang dilakukan Ronaldo adalah hal yang sulit. Maka bukan suatu kebetulan jika hari ini kehidupan Ronaldo berbanding sangat jauh dengan kehidupannya sebelum menjadi pesepak bola terkenal.

Jika keberhasilan di dunia bisa diraih dengan usaha dan semangat yang kuat. Hal demikian juga berlaku dengan keberhasilan dan keberuntungan di akhirat. Hidup bahagia di akhirat juga perlu perjuangan keras, maka dari itu mengapa cobaan serta ujian yang kita hadapi sangatla sulit. Melakukan ketaatan, menjauhi dosa serta memerangi hawa nafsu adalah beban berat. 

Hal demikian senada dengan salah satu kaidah fikih yaitu,

مَا كَانَ أَكْثَرَ فِعْلًا كَانَ أَكْثَرَ فَضْلًا

Lebih banyak beribadah, lebih banyak keutamaan pahala

hingga tak heran jika kita melihat dalam kajian fikih, pada umumnya ibadah yang mengandung kuantitas lebih, semakin dianjurkan untuk dikerjakan

Pengaplikasian kaidah

Contoh salat witir, pada dasarnya metode pelaksanaan salat witir bermacam-macam, bisa dengan satu kali salam atau tiga rakaat langsung (washol), bisa juga dengan dua kali salam, dua rakaat terlebih dahulu (fashl) kemudian satu rakaat. Terlepas dari adanya perbedaan pendapat antar Ulama, jika kita melihat pada kaidah di atas, maka jelas yang lebih dianjurkan adalah dengan dua kali salam, selain karena salam yang dilakukan lebih banyak dari metode washol, takbiratul ihram dan niat salatnya juga dilakukan dua kali, beda halnya jika melakukan salat  witir secara washol yang hanya terdapat satu takbiratul ihram dan niat.

Begitupun dengan permasalahan haji. Cara menunaikan haji ada tiga variasi: haji ifrad, yakni melakukan haji dan umrah secara bertahap. Haji tamattu’, yaitu hampir sama dengan haji ifrad, hanya saja dalam tamattu’ yang didahulukan adalah umrahnya, sedangkan dalam ifrad adalah hajinya. Yang terakhir adalah haji qiran, yaitu melakukan haji dan umrah secara bersamaan, dengan cara menyatukan niat haji dan umrahnya. 

Di antara tiga variasi haji di atas, cara yang paling utama adalah haji ifrad, kemudian tamattu’, dan yang terakhir qiron. Mengapa qiron berada di urutan terakhir? Karena ibadah haji dengan cara ifrad dan tamattu’ lebih banyak aktivitas yang dilakukan daripada haji qiran. Dalam haji ifrad dan tamattu’, kita akan melakukan dua ibadah secara sempurna, tidak ada yang digabung. Berbeda ketika melakukan haji qiran, kita cukup melakukan miqat dan sa’i sebanyak satu kali, dan itu sudah mencukupi untuk ibadah haji dan umrah sekaligus. 

Kesimpulan 

Maka baik urusan dunia atau akhirat, keduanya sama-sama membutuhkan usaha serta perjuangan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Seberapa jauh usaha kita saat ini adalah cerminan keberuntungan kita kelak. Oleh karenanya, kita hanya butuh fokus terhadap proses, untuk hasil bisa kita buktikan di kemudian hari. Karena tidak ada orang hebat di dunia ini tanpa pengorbanan dan usaha yang luar biasa.

الأَجْرُ بِقَدْرِ التَّعَبِ

“ Usaha tidak akan mengkhianati hasil”.

Redaktur: M. Ahsani Taqwim
Penyunting: M. Ihsan Khoironi

Tulisan Lainnya

Bersakit-Sakit Dahulu Bersenang-Senang Kemudian, Benarkah?

234234234

Tulisan Lainnya