Search
Close this search box.

Tips Islami Ketika Mendapati Suatu Berita

KAMPUS POJOK – Hari ini kita hidup di era informasi bisa dengan mudah tersebar ke khalayak umum. Perkembangan teknologi hari ini menimbulkan nilai positif, yakni terhubungnya semua orang dalam satu media dengan cepat dan mudah.

Dilansir dari Data Statistik, Laporan We Are Social menunjukkan, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 167 juta orang pada Januari 2023. Jumlah tersebut setara dengan 60,4% dari populasi di dalam negeri. 

Itu artinya, mayoritas orang Indonesia sudah mulai mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi yang ada. Tentunya, kondisi ini bisa jadi menimbulkan efek positif, juga efek negatif. Tergantung bagaimana pelakunya memanfaatkan kondisi yang ada dengan sebaik mungkin.

Bagi umat beragama, perkembangan teknologi dan informasi yang ada hari ini bukanlah semata-mata hasil usaha dan kerja keras manusia. Mereka menyadari, bahwa perkembangan dan kemajuan teknologi hari ini adalah murni anugerah Tuhan, yang perlu mereka syukuri. 

Dalam usaha mensyukuri anugerah tersebut, salah satu yang bisa dilakukan adalah menggunakan teknologi dengan baik dan benar. Sebisa mungkin jangan sampai salah dalam penggunaan, bahkan berimbas hal negatif yang tentunya tidak ingin dirasakan oleh semua orang.

Namun, dalam aplikasinya, tidak jarang kita menemui sisi-sisi negatif dari perkembangan teknologi di era modern ini. Misalnya, munculnya banyak berita yang belum jelas kebenarannya. Hingga pada puncaknya, dikenal istilah “Hoax,” di mana berita tidak jelas, belum tentu benar, bahkan bohong sering seliweran di dunia maya.

Pertanyaannya, adakah solusi yang solutif, untuk meminimalisir efek negatif perkembangan teknologi di atas? Adakah Islam juga menyinggung mengenai berita-berita bohong yang sering kali ditemui di media sosial?

Di dalam buku bertajuk Fikih Media Sosial, KH. Faris Khoirul Anam memberikan beberapa tips Islami yang mungkin bisa menjawab permasalahan berita-berita bohong dan tidak jelas yang sudah disinggung di atas.

Tips Pertama

Ketika mendapati suatu berita, maka periksa terlebih dahulu, apakah berita tersebut benar atau tidak. Kita tahu sendiri, karakter berita itu sudah pasti mengandung antara dua hal, kalau tidak benar pasti salah.

Sebagai seorang yang aktif menggunakan media sosial, atau media-media online lainnya, kita sangat dianjurkan untuk selektif dalam menerima suatu berita. Anjuran ini senada dengan firman Allah sebagaimana di bawah ini,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. al-Hujurat: 6).

Ayat di atas mendalilkan pentingnya mencari kebenaran berita yang kita dapat dari pihak lain. Hal ini sebagai langkah antisipatif dari kesalahan berita yang bisa merugikan orang lain.

Di lain hal, Nabi juga pernah mengingatkan,

“Barang siapa tergesa-gesa, maka ia akan salah.” (HR. al-Hakim).

Dalam hadis lain, beliau juga mengatakan,

“Cukup seseorang dinilai berbohong dengan mengatakan setiap hal yang ia dengar.” (HR. Imam Muslim).

Jadi, untuk tips pertama ini, pastikan berita yang kita terima itu benar. Bisa dengan mengonfirmasikan berita tersebut kepada pemberi berita atau dengan cara yang lain. Ketika terbukti berita tersebut salah, pantang bagi kita untuk menyebarkannya. 

Dalam hal ini, Nabi pernah bersabda,

“Barangsiapa diam, maka dia akan selamat.” (HR. Tirmidzi)

Tips Kedua

Ketika nantinya berita yang kita terima sudah melalui beberapa proses penyaringan, dan ternyata benar, maka kita harus mempertimbangkan poin selanjutnya. Poin ini adalah pertimbangan, apakah berita yang kita terima itu bisa memberikan manfaat kepada khalayak umum atau tidak.

Hal ini ditengarai bahwa berita benar itu tidak selamanya memberikan nilai manfaat bagi pembacanya. Terlebih, tujuan kita dalam menyampaikan suatu berita, tidak lain adalah dalam rangka Amr Ma’ruf Nahi Munkar. Untuk itu, pastikan terlebih dahulu berita yang akan kita sampaikan. Apakah mengandung manfaat atau tidak.

Ajakan ini senada dengan sabda Nabi sebagaimana di bawah ini,

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka katakanlah kebaikan atau diam.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim).

Tips ketiga, ketika sudah melewati dua proses di atas, dan ternyata berita yang kita pegang itu benar lagi mengandung manfaat, maka sebarkanlah. Dua hal tersebut adalah prinsip pembuatan dan penyebaran informasi. 

Allah Swt. di dalam sebagian surah berfirman,

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104).

Semoga wawasan sederhana di atas bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Terlebih, wawasan di atas kiranya bisa kita aplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari. Di era di mana teknologi benar-benar maju dan memberikan ragam kemudahan bagi kita semua. Tentunya, kita bisa mengambil ragam manfaat dari perkembangan teknologi ini, selagi kita mengetahui dan bijak dalam menggunakannya.

Sekian! Terimakasih!

Redaktur: Moch Vicky Shahrul Hermawan
Penyunting: M. Ihsan Khoironi

Tulisan Lainnya

Tips Islami Ketika Mendapati Suatu Berita

Tulisan Lainnya