Search
Close this search box.

Pesan Sederhana Untuk Guru

UNTUK GURU

KAMPUS POJOK– Ini bukan sebuah aduan yang datang dari anak yang bandel di sekolah dan terkena gamparan tangan dari seorang guru, yang katanya ingin membenahi perilaku dari anak tersebut. Bukan juga berasal dari orang yang membiarkan anak nya. Baik anak kandung atau didik, untuk bersuka ria menikmati indahnya dunia yang fana tanpa memikirkan akibat yang timbul dari perilaku tersebut. Namun, ini hanya sebuah sudut pandang kami sebagai orang yang memandang dari kejauhan, serta tanpa menjadi pihak yang terlibat dalam kehidupan mereka.

               Banyak dari kita semasa mengenyam pendidikan, mengalami suatu kejadian yang mungkin bisa menjadi kenangan hingga masa tua. Entah berupa kenangan buruk ataupun baik. Seperti tiba-tiba guru melayangkan tangannya kepada wajah kita, tanpa kita tahu sebab apa.

                Dan dalam permasalahan ini, banyak guru yang beralasan “aku mukul anak ini, agar dia tidak mengulangi bla bla bla”, atau “aku memukul anak ini sebagai tanda belas kasihanku kepadanya” dan berbagai macam alasan yang lainya.

               Tapi hal yang perlu kita ketahui adalah, apakah tidak ada cara lain yang bisa menyadarkan seorang anak yang bandel, atau bahkan hanya inilah satu- Satunya cara yang ampuh untuk menyadarkan anak ini. Dan ini merupakan pertanyaan yang mungkin tak semua orang mempermasalahkannya.

Pesan

Karena salah satu sikap yang harus dimiliki guru adalah harus sabar dalam menghadapi sikap muridnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh imam Al-Ghozali :

الوظيفة الرابعة وهي من دقائق صناعة التعليم أن يزجر المتعلم عن سوء الأخلاق بطريق التعريض ما أمكن ولا يصرح وبطريق الرحمة لا بطريق التوبيخ

Artinya : “ Tugas ke-empat (tugas yang berat saat pembelajaran) dari seorang guru ialah mencegah murid dari budi pekerti jelek dengan cara penuturan sebisa mungkin, tidak membentak dan penuturan yang penuh kasih sayang, tidak dengan penuturan yang buruk”

Dari paparan imam Al-Ghozali dapat kita pahami, bahwa penuturan yang jelek itu tidak seharusnya dilakukan oleh guru, apalagi dengan cara kekerasan. Karena menurut beliau (imam Al-Ghozali) penuturan yang buruk terhadap murid, dapat menyebabkan dia membangkang, apalagi kekerasan. Di sisi lain dengan kita melakukan kekerasan, malah menurunkan wibawa kita terhadap murid.

                Menurut kami, pemukulan bukanlah satu-satunya cara untuk mendatangkan hidayah pada murid. Dan seharusnya tuhan tidak hanya memberikan jalan yang lurus dengan mediator pemukulan atau kekerasan. Mungkin karena sangking pendeknya sumbu pengetahuan dan panjangnya sumbu amarah para guru di atas, yang melakukan apa yang mereka anggap benar, padahal malah merugikan diri mereka sendiri. Karena wibawa atau citra mereka akan menurun di hadapan murid.

               Maka ketika sudah timbul dua kerugian yang sama, di antara guru dan murid. Yakni kesakitan yang di alami murid dan citra guru yang menurun. Maka sudah seharusnya guru tidak melakukan hal tersebut, karena itu dapat menyebabkan seorang pengajar gagal dalam mendidik muridnya. Kegagalan berupa semakin beraninya murid kepada guru, sebab turunnya citra guru di hadapan murid. 

Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan, bahwa sebagai sorang guru seharusnya selalu memiliki sifat tenang dalam menghadapi sikap murid. Agar tidak terjadi hubungan sama-sama mengalami kerugian atau yang lebih kita kenal dengan hubungan parasitisme.

Redaktur: M. Rikza
Penyunting: M. Ihsan Khoironi

Tulisan Lainnya

Pesan Sederhana Untuk Guru

UNTUK GURU

Tulisan Lainnya