Search
Close this search box.

Nabi yang Agung

mus

KAMPUS POJOK – Nabi Muhammad merupakan nabi paling agung. Salah satu buktinya ialah di saat para nabi yang lain mukjizat nya hanya sebatas pada permukaan bumi saja, seperti Nabi Musa yang bisa membelah lautan menjadi dua, Nabi kita ini mukjizatnya dapat menembus permukaan bumi. Ya, mukjizat membelah bulan menjadi dua keping. Mukjizat Nabi Musa menjadi tidak waw lagi bila diberikan tandingan mu’jizat Nabi kita ini. Dan perlu diingat ini hanya sekian dari banyak nya mukjizat ya.

Kejadian mencengangkan ini terjadi di masa Nabi masih berada di Makkah. Beliau diberikan tantangan oleh kafir Quraisy untuk menunjukkan bukti kebenaran bahwa beliau merupakan utusan Allah Swt. Mereka menyuruh Nabi untuk melakukan sesuatu yang tidak ngotak di akal manusia biasa, yakni membelah bulan, tidak hanya itu mereka menyuruh Nabi untuk menaruh bagian nya di gunung Abi Qubais, dan yang lain berada di gunung Qaiqa’an. Nabi pun mengiyakannya tetapi dengan syarat bilamana telah terjadi apa yang membuat mereka terbelalak tadi, mereka harus masuk islam, dan mengakui kenabian beliau. 

Nabi pun langsung melakukan munajat kepada Allah Swt Dan tanpa terduga Nabi melakukan sesuai apa yang mereka perintahkan. Dan Nabi menyuruh mereka untuk menyaksikan apa yang terjadi. Dan semestinya karena persyaratan sudah terpenuhi maka apa yang dijanjikan haruslah ditepati, tetapi karena hati mereka digelapkan oleh Allah, meskipun tanda kebenaran sudah nampak di hadapan mata, mereka tetap berpegang teguh terhadap kekafirannya.

Ada riwayat lain yang menceritakan, bahwa setelah orang-orang kafir quraisy melihat kejadian ini, mereka meyakinkan orang lain agar tidak terpukau, dan tidak masuk islam. mereka mengatakan “ini hanyalah akal-akalan Muhammad yang ditujukan kepada kita, kita tunggu para musafir, mereka pasti lah tidak melihat kejadian ini.” Dan selang beberapa waktu datanglah beberapa kafilah dagang, dan mereka menyatakan bahwa mereka juga menyaksikan bahwa bulan terbelah. sehingga tuduhan kafir quraisy dengan embel-embel “sihir” pun terpatahkan dengan memalukan.

Riwayat Hadis yang menceritakan hal di atas berasal dari 3 orang. Al-i’roqi mengatakan mereka ialah Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, dan Anas. Bahkan Syekh At-taj As-subki mengatakan bahwa hadist sudah mencapai hadist mutawatir. Meskipun begitu, Banyak yang menduga bahwa kemu’jizatan ini hanya lah fiktif belaka. Mengingat kejadian ini sulit untuk dimasukkan akal. Diantara alasan yang disampaikan untuk menolak kemukjizatan ini ialah semestinya kalau kejadian ini benar adanya, niscaya penduduk yang berada di daerah lain juga menyaksikannya, dan tidak hanya terbatas pada penduduk kota Makkah saja. Tapi yang harus dipertimbangkan ialah Mukjizat ini terjadi di malam hari, tentu kita mengetahui bahwa malam itu waktu yang tepat untuk memejamkan mata, dan kejadian terbelah nya bulan hanya sebentar, tidak selama gerhana bulan. Sehingga bukan lagi suatu kesamaran bila mana hanya segelintir orang saja yang menyaksikan hal ini.

Dengan kemajuan teknologi di zaman ini juga membuktikan bahwa kejadian di atas benar adanya. Pada suatu waktu Amerika negara digdaya dunia mengirim beberapa ilmuwan nya untuk pergi menuju bulan, dan dikabarkan penelitian yang digadang-gadang merupakan sejarah awal mula umat manusia menginjakkan kaki di bulan ini, menghabiskan biaya lebih dari 100 miliar dolar. Terdapat tiga orang ilmuwan yang menyatakan bahwa dahulu bulan pernah terbelah, dengan bukti-bukti yang jelas.

Dan memang sudah tak bisa terbantah lagi kebenaran kejadian ini. Dalam Al qur’an surat Al-qomar pada ayat awal dijelaskan :

اقْتَرَبَتْ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ

“Kiamat sudah dekat, dan Bulan terbelah”.

Memang awal nya sebelum ada penemuan seperti dijelaskan di atas, ayat ini hanya bias belaka. Hanya orang-orang yang telah diberi keimanan saja yang dapat memahaminya. Dan karena dalil aqli dan naqli sudah terpampang jelas, maka orang yang mengingkari kejadian ini dihukumi kafir.

Dalam Qoshidah Burdah, karangan Imam Al-Bushiri, yang setiap harinya menjadi rutinitas bacaan santri Ma’had Aly An-nur 2 juga, kejadian ini juga diabadikan dengan bait yang penuh dengan keindahan yang berbunyi :

أَقْسَمْتُ بِالْقَمَرِ الْمُنْشَقِّ إِنَّ لَهُ

مِنْ قَلْبِهِ نِسْبَةً مَبْرُوْرَةَ الْقَسَمِ 

“Aku bersumpah dengan bulan yang terbelah dengan sumpah yang sesungguhnya, bahwa hatinya memiliki keserupaan dengan bulan”.

Redaktur: Musthofa Ahmad
Penyunting: M. Ihsan Khoironi

#semangat literasi

Tulisan Lainnya

Nabi yang Agung

mus

Tulisan Lainnya