Narasi Rajab (7): Dusta Keunggulan Rajab.

Ada banyak hal yang melatarbelakangi munculnya hadis palsu. Dr. Alwi bin Hamid bin Muhammad bin Syihabuddin menyebutkan sedikitnya empat hal latar belakang. Di antara empat tersebut adalah al-Targhib fi Fadhaili-l ‘Amal, motivasi untuk fadhailu-l ‘amal. Menurut beliau, pemalsuan hadis ditengarai oleh kemunduran orang-orang dalam hal ibadah. Diskusi ilmu saat itu mendominasi, hingga menjadikan ibadah semacam salat, puasa, dan membaca al-Qur’an kalah populer.

Muncullah kemudian al-Maisarah bin Abdi Rabbih, salah satu perawi banyak hadis palsu. Ia mempunyai hadis Fadhailu-l Qur’an al-Thawil. Suatu hari, Abdurrahman bin Mahdi bertanya kepada dirinya, “Apa yang kau lakukan ini Maisarah?”, “Aku membuat ini (hadis palsu) agar orang-orang termotivasi untuk membaca al-Qur’an”, jawab al-Maisarah.

Di antara hadis-hadis palsu yang bertebaran di bulan Rajab adalah;

Baginda Rasul SAW pernah bersabda, “Pilihan Allah di antara seluruh bulan adalah Rajab. Ia adalah bulannya Allah. Siapapun yang mengagungkannya, sungguh ia telah mengagungkan urusan Allah. Siapapun yang mengagungkan urusan Allah, akan dimasukkan surga dan wajib mendapat anugerah yang besar. Syakban adalah bulanku (Muhammad), siapapun yang mengagungkannya, sungguh telah mengagungkanku dan urusanku, aku akan menjadi penjamin dirinya di hari Kiamat. Ramadan adalah bulan umatku, siapapun yang mengagungkannya dengan berpuasa, menjaga diri, memperbanyak ibadah, akan keluar dari Ramadan tanpa dosa sekalipun.”[i]

Hadis di atas diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Fadhaiilu-l Awqat dari Ghanjar dari Nuh bin Abi Maryam dari Zaid al-‘Ama dari Yazid al-Raqqash dari Anas bin Malik.

Menurut al-Baihaqi, hadis tersebut tertolak. Bahkan, menurut Ibn Hajar, hadis di atas sangat palsu karena diriwayatkan Nuh al-Jami’ alias Abu ‘Ismah. Ibn Mubarok pernah bertestimoni tentang dirinya, “Ada sebuah guru dikenal dengan nama Abu ‘Ismah. Dia terkenal sebagai pemalsu hadis”. Ada juga ulama yang berkomentar, “Semua hal ada pada diri Nuh al-Jami’, kecuali kebenaran”. Al-Khalili juga pernah berkata, “Semua ilmuwan sepakat akan kedustaannya”.

Kemudian hadis yang diriwayatkan dari al-Hafiz al-Salafi dari Syekh Abu al-Barakat Hibbatullah al-Siqthy dari Abu Jakfar al-Maslamah dari Muhammad Abdullah bin Akhi al-Jarudi dari Malik bin Zuhri dari Anas bin Malik bahwa Baginda Rasul bersabda,

فضل رَجَب على سَائِر الشُّهُور، كفضل الْقُرْآن على سَائِر الْكَلَام. وَفضل شعْبَان على سَائِر الشُّهُور كفضلي على سَائِر الْأَنْبِيَاء،

Status Rajab di antara bulan-bulan yang lain, seperti al-Qur’an dengan segala dzikir. Status Syakban di antara segala bulan seperti Muhammad dengan seluruh nabi. Posisi Ramadan di antara seluruh bulan, seperti Allah dengan hamba-Nya.

Sekali lagi, hadis di atas melalui jalur al-Shiqthy. Mengenai kepalsuannya, sudah pernah penulis ulas di tulisan-tulisan sebelumnya.

Dan terakhir adalah hadis yang bermuara kepada Sayyidah Aisyah ra. Hadis tersebut adalah:

ان رجب شهر الله ويدعى الأصم وكان اهل الجاهلية اذا دخل رجب يعطلون اسلحتهم ويضعونها فكان الناس يأمنون وتأمن السّبل ولايخافون بعضهم بعضا حتى بنقضي 

Rajab adalah bulan Allah yang mulia. Dulu, masyarakat Jahiliyah akan meletakkan senjata mereka jika bulan ini tiba. Masyarakat dalam ketenangan hingga akhir bulan.

Hadis di atas diriwayatkan oleh Ghunjar dari Abin bin Sufyan dari Ghalib bin Ubaidillah bin Atha’.

Meskipun esensi hadis tersebut benar, namun tidak boleh disandarkan kepada Baginda Rasul SAW. hal ini karena Abin dan Ghalib terkenal sebagai pemalsu hadis.

Sekian.[ii]

Penulis: Muhammad Az-Zamami.

Penyunting: Ilham Romadhan.


[i]  Bunyi lengkap hadis palsu tersebut adalah :

٣٥٢١٧. خيرة الله من الشهور شهر رجب، وهو شهر الله من عظم شهر الله رجب فقد عظم أمر الله، ومن عظم أمر الله أدخله جنات النعيم وأوجب له رضوانه الأكبر؛ وشعبان شهري ومن عظم شهر شعبان فقد عظم أمري، ومن عظم أمري كنت له فرطا وذخرا يوم القيامة؛ وشهر رمضان شهر أمتي، فمن عظم شهر رمضان وعظم حرمته ولم ينتهكه وصام نهاره وقام ليله وحفظ جوارحه خرج من رمضان وليس عليه ذنب يطلبه الله به

——–

ص323 – كتاب كنز العمال – الفصل الثاني في فضائل الأزمنة والشهور – المكتبة الشاملة الحديثة.

[ii] Sumber Utama; Dr Alwi; Muqaddimah fi Musthalahi-l Hadis wa Ulumihi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *