Narasi Rajab (6): Dusta Puasa di Bulan Rajab. (I)

Tak berhenti dengan menyebar hadis dhaif, narasi tentang keutamaan bulan Rajab terus disebar melalui informasi-informasi yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya.

Dalam tulisan ini, Ibn Hajar akan mengulas seputar hadis bathilah (palsu) yang tersebar saat bulan Rajab. Penulis akan menerjemahkan lema bathilah dengan kata “palsu”. Hal ini karena, hadis-hadis yang dianalisis adalah hadis yang dilarang untuk digunakan.

Abu Bakar al-Naqqash al-Mufassir menerima informasi dari Ahmad bin al-Abbas al-Thabari dari al-Kisa’i dari Abu Mu’awiyah dari al-‘Amasy dari Ibrahim dari ‘Alqomah dari Abi Said al-Khudri;

رَجَبُ شَهْرُ اللهِ، وَشَعْبَانُ شَهْرِي، وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِي

Rajab adalah bulan Allah, Syakban adalah bulanku, dan Ramadan adalah bulan umatku.

Menurut Ibn Hajar, jalur hadis diatas bercampur aduk. Selain itu, tidak pernah terjadi kontak antara ‘Alqomah dengan Said al-Khudri. Sehingga mustahil terdapat riwayat yang demikian. Al-Kisa’i dalam riwayat di atas juga tidak diketahui.

Berikutnya adalah hadis yang cukup panjang. Konon hadis ini bermuara juga kepada Said al-Khudri; 

“Ada 12 bulan di sisi Allah, sesuai yang tertulis di Kitabillah, saat bumi dan langit diciptakan. Di antara yang 12 itu, ada empat yang hurum, istimewa; Rajab yang posisinya sendiri, sehingga dinamakan Syahrullah al-Asham, Bulan Allah yang Mulia. Selanjutnya secara berturut-turut Dzul-Qa’dah, Dzul-Hijjah dan Muharram. Ingatlah, sungguh bulan Rajab adalah bulannya Allah, Syakban adalah bulanku, dan Ramadan adalah bulan umatku. Siapapun yang berpuasa sehari, dia akan mendapatkan anugerah Allah yang besar dan akan dijanjikan dengan tinggal di surga Firdaus. Siapapun yang berpuasa selama dua hari, dia akan mendapat pahala dua kali lipat. Tiap kelipatan pahala nilainya sama dengan sebuah gunung di dunia.”[i]

Hadis ini pada intinya menjelaskan tentang ganjaran-ganjaran yang akan diterima oleh mereka yang melakukan puasa Rajab sesuai jangka waktu.

Riwayat palsu ini disampaikan oleh al-Hafiz Abu Fadhl Muhammad bin Nashir yang menerima informasi dari Abu-l Fadhl bin Khairun dan Abu-l Khitab bin al-Bitr dari Abu Ali al-Bina secara ijazah dari Abu-l Qasim al-Harafi dari Muhammad bin Abu Bakar al-Naqqasy dari Abu Umar dan Ahmad bin al-Abbas al-Thabari al-Qairuwi dari al-Kisa’i dari Abu Mu’awiyah dari al-‘Amasy dari Ibrahim dari ‘Alqomah dari Abi Said al-Khudri.

Menurut Ibn Nashir, riwayat yang diterima oleh Ibn al-Bitr mengalami perubahan redaksi. Dia juga menyatakan, redaksi hadis yang disampaikan tersebut sangat asing. Dan dianggap aneh karena ‘Alqomah bin Abi Said tidak mempunyai jalur yang bersambung kepada Abu ‘Amr al-Thabari.

Menurut Ibn Hajar, hadis seperti itu tidak layak dikritisi. Ini karena, al-Naqqasy, salah satu perawi hadis tersebut, sudah populer di kalangan ahli hadis sebagai pembohong besar. Selain itu, nama al-Kisa’i dalam jajaran perawi tersebut tidak dikenal. Banyak ulama yang mengkategorikan hadis dari jalur dirinya sebagai hadis palsu.

Masih menurut Ibn Hajar, meskipun hadis ini mempunyai jalur lain, jalur tersebut juga sama-sama rancu. Banyak perubahan redaksi, ketidakaturan perawi, dan sederet minus lain yang menjadikan hadis ini benar-benar tidak murni sebuah “hadis”.

Kesimpulannya adalah, hadis yang sudah disebut di atas tidak bisa dijadikan pembenaran atas ganjaran puasa. Kita boleh berpuasa Rajab, namun meyakini ganjaran dalam setiap hari dimana kita berpuasa seperti dalam hadis di atas adalah sebuah kesalahan. Tidak seperti hadis dhaif kemarin, hadis di atas tidak memiliki jalur yang bisa menguatkannya, atau paling tidak, menjadikan statusnya lebih baik.

Sekian.

Penulis: Muhammad Az-Zamami

Penyunting: Ilham Romadhan


[i]  Teks hadis palsu tersebut lengkapnya adalah:

 [حَدِيثٌ] رَجَبٌ شَهْرُ اللَّهِ وَشَعْبَانُ شَهْرِي وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِي فَمَنْ صَامَ رَجَب إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا اسْتَوْجَبَ رِضْوَانَ اللَّهِ الأَكْبَرَ وَأَسْكَنَهُ الْفِرْدَوْسَ الأَعْلَى وَمَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ يَوْمَيْنِ فَلَهُ مِنَ الأَجْرِ ضِعْفَيْنِ وَزْنُ كُلِّ ضِعْفٍ مِثْلُ جِبَالِ الدُّنْيَا وَمَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ جَعَلَ اللَّهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ خَنْدَقًا طُولُ مَسِيرَةِ ذَلِكَ سَنَةٌ وَمَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ أَرْبَعَةَ أَيَّامٍ عُوفِيَ مِنَ الْبَلاءِ وَمِنَ الْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَالْبَرَصِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ سِتَّةَ أَيَّامٍ خَرَجَ مِنْ قَبْرِهِ وَوَجْهُهُ أَضْوَأُ مِنَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَمَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ سَبْعَةَ أَيَّامٍ فَإِنَّ لِجَهَنَّمَ سَبْعَةَ أَبْوَابٍ يُغْلِقُ اللَّهُ عَنْهُ بِصَوْمِ كُلِّ يَوْمٍ بَابًا مِنْ أَبْوَابِهَا وَمَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ ثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ فَإِنَّ لِلْجَنَّةِ ثَمَانِيَةَ أَبْوَابٍ يَفْتَحُ اللَّهُ لَهُ بِصَوْمِ كُلِّ يَوْمٍ بَابًا مِنْ أَبْوَابِهَا وَمَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ تِسْعَةَ أَيَّامٍ خَرَجَ مِنْ قَبْرِهِ وَهُوَ يُنَادِي لَا إِلَه إِلَّا الله مُحَمَّد رَسُول اللَّهِ فَلا يُرَدُّ وَجْهُهُ دُونَ الْجَنَّةِ وَمَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ عَشَرَةَ أَيَّامٍ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ عَلَى كُلِّ مِيلٍ مِنَ الصِّرَاطِ فِرَاشًا يَسْتَرِيحُ عَلَيْهِ وَمَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ أَحَدَ عَشَرَ يَوْمًا لَمْ يَرَ فِي الْقِيَامَةِ غَدًا أَفْضَلَ مِنْهُ إِلا مَنْ صَامَ مِثْلَهُ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ وَمَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ اثْنَيْ عَشَرَ يَوْمًا كَسَاهُ اللَّهُ تَعَالَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُلَّتَيْنِ الْحُلَّةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَمَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ ثَلاثَةَ عَشَرَ يَوْمًا يُوضَعُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَائِدَةٌ فِي ظِلِّ الْعَرْشِ فَيَأْكُلُ وَالنَّاسُ فِي شِدَّةٍ شَدِيدَةٍ وَمَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ أَرْبَعَةَ عَشَرَ يَوْمًا أَعْطَاهُ اللَّهُ مِنَ الثَّوَابِ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ وَمَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا يَقِفُهُ الله

——–

ص151 – كتاب تنزيه الشريعة المرفوعة عن الأخبار الشنيعة الموضوعة – الفصل الأول – المكتبة الشاملة الحديثة

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *